Search
Close this search box.

Prof. Furqon Terpilih Menjadi Rektor UPI 2015-2020

Jakarta, UPI

Prof. Furqon, Ph.D. terpilih menjadi Rektor Universitas Pendidikan Indonesia masa bakti 2015-2020 dalam sidang pleno Majelis Wali Amanat (MWA) UPI di Gedung Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jakarta, Rabu (13/5/2015). Kepala Badan Litbang Kemdikbud ini meraih 21 suara, sementara rivalnya Prof. Dr. Endang Aminudin Aziz, M.A. meraih 5 suara, dan Prof. Dr. Asep Kadarohman tidak meraih suara.

Lulusan University of Pittsburgh Amerika Serikat (1993) yang saat ini menjadi Kepala Badan Litbang Kementerian Pendidikan Kebudayaan akan dilantik tanggal 16 Juni 2015 atau paling lambat 17 Juni 2015 pagi. Putra kelahiran Ciamis 1957 ini berjanji akan mengokohkan jati diri UPI sebagai universitas berkelas dunia dalam bidang pendidikan.

Rektor UPI Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. mengaku sangat lega dengan hasil pemilihan ini, meskipun ketiga calonnya merupakan koleganya selama 10 tahun terakhir membantunya yang sangat baik. Prof. Furqon dinilai sebagai pemimpin yang profesional, sehingga wajar dia memimpin UPI yang terus semakin maju.

Prof. Dr. Aminudin Aziz mengaku ikhlas menerima hasil pemungutan suara yang dilaksanakan MWA UPI ini. Sebagai warga UPI dia mendukung siapa pun yang dipilih MWA memimpin UPI lima tahun ke depan. Menurutnya, pemilihan Rektor UPI ini berjalan secara demokratis.

Sidang pleno MWA UPI dipimpin ketuanya K.H. As’ad Ali diikuti 18 anggota, kecuali Gubernur Jabar Ahmad Heryawan; Wali Kota Bandung Ridwan Kamil; Ginanjar Kartasasmita; dan Menteri Ristek Dikti. Meski demikian, kehadiran Gubernur Jabar diwakili Ahmad Hadadi dari Biro Sosial Pemprov Jabar, sedangkan Menristek Dikti diwakili Sekjen Menristek Dikti Prof. Prof. Ainun Naim, Ph.D.

MWA UPI menyepakati bahwa semua suara berjumlah 26, sedangkan Menristek Dikti memiliki 35% suara, sehingga dia memiliki 9 suara. Dari 26 suara, Prof. Furqon meraih 21 suara dan Prof. Amin meraih 5 suara.

Sidang MWA sempat mewacanakan sepakat mufakat dalam memilih Rektor UPI ini. Meski demikian, mereka kemudian mengalami kesulitan saat harus memilih figur yang akan di-sepakat-mufakati itu, karena tiga calon dinilai memiliki kualitas yang hampir sepadan. Oleh karena itu, MWA kemudian sepakat melakukan pemilihan dengan cara voting.

Saat menyampaikan visi misinya di depan sidang MWA, Furqon mengemukakan, dirinya akan budaya akademik, karena tanpa budaya tersebut UPI akan sulit menempatkan kebanaran dalam segala hal, karena hal tersebut merupakan dasar yang harus dikembangkan. Selain itu, dirinya juga akan membangun budaya kerja sama atau coorporate culture targeted behavior.

Program kerja UPI, katanya, akan diawali dari poin yang pertama, yaitu point of deparature. Poin ini akan melaksanakan bersamaan dengan membangun kultur akademik dan struktur manajemen kelembagaan. Dilanjutkan dengan program yang menjadikan UPI sebagai universitas rujukan bidang pendidikan di Indonesia. Kemudian diakhiri dengan point of arrival di tahun 2020 yang akan aktif untuk memajukan UPI hingga ke tingkat ASEAN.

Dikatakan, beberapa strategi yang akan dilaksankan adalah pemberdayaan, kesejawatan, dan sinergi. Nilai yang dapat diambil dari program ini di antaranya adalah iman dan takwa dan ETHICS (Etis, team work, humanity dan customer satisfaction; dan hirup sauyunan: (silih asih, silih asah, silih asuh).

Dari banyaknya tantangan lingkungan yang harus dihadapi, Furqon mengaku tetap semangat mencapai kinerja yang harus dilakukan. Salah satunya dengan penguatan sistem MGT kelembagaan untuk mendukung penyelenggaraan good university governance, yaitu keuangan, aset dan fasilitas, serta sistem dan mekanisme kelembagaan. Selain itu, ada juga kebijakan penguatan konsep cross- fertilization dengan serangkaian program yakni struktur kelembagaan prodi pendidikan dan nonkepedidikan berada dalam satu departemen juga penguatan kolaborasi sumberdaya dik dan non dik dalam implementasi tridarma,

Program tersebut diukur oleh beberapa indikator capaian yaitu, indikator yang dapat dilihat dari penguatan sistem pendidikan guru. Kemudian indikator berikutnya dalam kesuksesan program dapat dilihat dari profil lulusan Dik menguasai dan terampil subjek pedagogical knowledge serta profil lulusan Non Dik memiliki jiwa dan nilai nilai sebagai seorang pendidik. (WAS/SW)selamat pa furqon

Share link

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Berita lainnya