Search
Close this search box.

PROF. MASAMI NAKAHASHI BERIKAN KULIAH UMUM

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan kuliah umum bagi mahasiswa dan dosen FPBS, Selasa (13/2/2018), di gedung Auditorium lantai 4, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Masami Nakahashi dari Osaka in The World Committee, Jepang.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Tri Indri Hardini, M.Pd. mewakili pimpinan fakultas menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada nara sumber. Terlebih lagi pada bulan April tahun ini UKM Katumbiri FPBS mendapat kehormatan diundang kembali oleh Osaka in The World Committee untuk menampilkan seni budaya Jawa Barat. Di awal acara UKM Katumbiri berkesempatan mempersembahkan satu buah tarian daerah.

  

Prof. Nakahashi pada kesempatan itu menyampaikan materi tentang “Membangun Indonesia Belajar dari Jepang Usai Perang Dunia Kedua – Gagasan Membangun Kouminkan di Jepang”. Kouminkan merupakan Pusat Kegiatan Budaya Masyarakat yang merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan kebudayaan dan wawasan, mematangkan pemikiran yang memberikan layanan bagi kehidupan. Menurut Prof. Nakahashi kouminkan di Jepang mulai berkembang dalam masyarakat setelah perang dunia II pada tahun 1945. Pertumbuhan organisasi masyarakat ini didukung oleh pemerintah pusat melalui pendanaan yang diberikan untuk pendiriannya. Aktifitas kemasyarakatan ini dimulai tahun 1947, setelah kekalahan Jepang pada perang dunia II. Penggagas advokasi kouminkan ini adalah Teranaka Sakuo (Menteri Pendidikan saat itu), dengan melakukan reformasi sistem pendidikan saat perang telah berakhir. Dia mengatakan, bahwa satu-satunya jalan bagi Jepang untuk kembali berdiri haruslah cinta damai dan berbudaya yang ditegakkan melalui demokrasi. Demokrasi ini bukanlah suatu yang dipaksakan oleh sekutu, namun merupakan kesadaran untuk ikut membangun perdamaian dan kebudayaan.

Tujuan didirikannya kouminkan adalah untuk: (1) memfasilitasi kegiatan – kegiatan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, wawasan yang dapat menunjang karier, pekerjaan sekolah, organisasi, kehidupan berkeluarga, dan masyarakat; (2) memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup baik dari segi sosial politik, teknologi, ekonomi, bisnis, maupun olahraga dan rekreasi; (3) menyediakan berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan masyarakat; dan (4) memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat dalam rangka pengembangan budaya tradisional masyarakat Jepang dan perkembangan budaya modern. Kegigihan  Jepang untuk bangkit kembali melalui reformasi sistem pendidikan sangat menginspirasi negara lain, termasuk Indonesia. (Liris)

   

Share link

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Berita lainnya