Search
Close this search box.

KODE TUTUR DAN PEMILIHAN BAHASA TOKOH DALAM NOVEL “SARASWATI”

KODE TUTUR DAN PEMILIHAN BAHASA TOKOH DALAM NOVEL “SARASWATI” KARYA KANTI W. JANIS  (Kajian Sosiolinguistik)

Afi Fadlilah
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI

Tokoh dalam novel „Saraswati‟ karya Kanti W. Janis merupakan salah satu novel yang tokohnya memiliki banyak bahasa (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI), bahasa Belanda (B.Bel), bahasa Inggris (B.Ingg), dan bahasa Daaerah (BD). Hal ini menimbulkan gejala sosiolinguistik berupa campur kode dan interferensi, seperti bahasa Indonesia campuran dengan bahasa Inggris dan bahasa Belanda campuran bahasa Belanda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama bagi tokoh yang berasal dari Jakarta, bahasa Belanda sebagai bahasa pertama bagi tokoh yang berasal dari Belanda. Bahasa Inggris digunakan bagi tokoh yang beraspirasi modern. Sedangkan bahasa Daerah digunakan bagi tokoh yang berasal dari Bali dan untuk menjelaskan istilah-istilah atau kata-kata tertentu. BI digunakan sebagai lingua francna dan juga digunakan pada situai formal, nonformal dan modern. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk menjelaskan fenomena kode bahasa yang terjadi pada tokoh dalam novel ‟Saraswati‟ karya Kanti W. Janis; 2) menjelaskan fungsi kode bahasa yang terjadi pada pada tokoh dalam novel ‟Saraswati‟ karya Kanti W. Janis; dan 3) menjelaskan faktor-faktor sosial budaya yang menjadi penentu pemilihan kode pada pada tokoh dalam novel ‟Saraswati‟ karya Kanti W. Janis. Data dalam penelitian ini berupa peristiwa tutur yang terjadi pada pada tokoh di dalam novel dengan cara membaca, mencatat percakapan dari berbagai peristiwa oleh berbagai peserta tutur dan berbagai ranah kehidupan. Data dianalisis dengan memperhatikan berbagai konteks tutur seperti yang digariskan oleh Hymes yang dikembangkan oleh Poedjosoedarmo dan juga Wolf, yaitu dengan memperhatikan berbagai komponen tutur. Pemakaian keempat bahasa itu sudah pilah melainkan terdapat tumpang tindih yang sering terjadi yang menimbulkan gejala campur kode dan interferensi. Adapun wujud alih ragam meliputi: alih kode yang berwujud alih ragam dari BI ragam formal ke BI ragam informal.

Kata kunci : bahasa, campur kode, komponen tutur, tokoh.

Share link

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Berita lainnya