ntegritas adalah nilai fundamental yang menggarisbawahi tindakan dan perilaku jujur, etis, dan bertanggung jawab dalam segala aspek kehidupan. Dalam lingkungan akademik, integritas memiliki peran penting dalam menjaga kualitas pendidikan dan menciptakan budaya yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan karakter individu. Salah satu cara untuk mendorong integritas di lingkungan fakultas adalah melalui sosialisasi zona integritas.
Zona Integritas adalah konsep yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 sebagai perubahan dari Permenpan RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM). Sedangkan di Universitas Pendidikan Indonesia diatur berdasarkan Surat Tugas Surat Tugas Rektor UPI nomor 1036/UN40/KP.09.00/2022 tentang Laporan Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM). Konsep ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana praktik-praktik korupsi dan penyimpangan dari nilai-nilai etika dapat diminimalkan atau dihilangkan sepenuhnya. Zona Integritas mencakup empat pilar utama, yaitu manajemen perubahan, penataan tata kelola, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas.
Sosialisasi Zona Integritas di Fakultas
Sosialisasi zona integritas di fakultas memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan budaya integritas yang kuat di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Berikut adalah beberapa manfaat dan tujuan dari sosialisasi zona integritas menurut Dr. Syahroni di fakultas:
Peningkatan Kesadaran: Sosialisasi zona integritas membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya integritas dalam kehidupan akademik. Para anggota fakultas diingatkan tentang nilai-nilai etika, tanggung jawab, dan konsekuensi dari pelanggaran integritas.
Pembentukan Sikap Positif: Sosialisasi membantu membentuk sikap positif terhadap perilaku jujur dan etis. Mahasiswa dan staf fakultas menjadi lebih cenderung untuk menghindari tindakan curang atau tidak etis dalam pelaksanaan tugas akademik.
Pencegahan Penyimpangan: Dengan mendorong budaya integritas melalui sosialisasi zona integritas, peluang terjadinya tindakan korupsi atau penyimpangan berkurang secara signifikan. Hal ini membantu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan.
Pengembangan Pendidikan Berkualitas: Integritas berkontribusi pada kualitas pendidikan yang lebih baik. Dalam lingkungan yang jujur dan etis, transfer pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat terjadi secara lebih efektif.
Penguatan Kepemimpinan: Sosialisasi zona integritas juga membantu dalam membangun kepemimpinan yang berkarakter dan dapat diandalkan. Para pemimpin fakultas menjadi contoh teladan dalam menerapkan nilai-nilai integritas dalam pengambilan keputusan dan tindakan.